Memperingati Puyang Pusaka Nenek Gulam,Talang Alai Maras Seluma

Seluma | Elmadani.id-dini hari Senen 28/3/22 pukul 11-45 wib peringatan Puyang pusaka nenek Gulam di rumah kediaman Nuraiti (50).

Peringatan ini secara secara sederhana, namun walaupun sederhana perlengkapan nya bermacam-macam corak dari zaman pendahulu sampai sekarang.

Semua perlengkapan yang di sedia kan:

1.bakul betera serta isi nya lengkap.

2.lemang secukup nya.

3.limau nipis secukup nya,beserta air di taru di dalam baskom juga secukup nya.

4.barang-barang pusaka yang akan di peringati juga di letakan di areal peringatan.
Sebelum acara peringatan di mulai,yang bersangkutan memegang kepuyangan menyampaikan beberapa ucapan,karna keturunan Puyang pusaka nenek Gulam terbagi tiga tiga.

1.selabun Puyang yang berdiam di desa talang alas maras kecamatan (Sam)

2.seninun Puyang yang berdiam di desa karang anyar (Sam)

3.serdiva Puyang yang berdiam di desa selali kecamatan Pino raya.

Jadi ketiga keturunan Puyang dari nenek Gulam,pertiga tahun di peringati aruah nya oleh pemegang keturunan yang bersangkutan.

Memang dari zaman ke zaman sampai sekarang keluarga keterunan dalam pertiga tahun tetap di peringati.

Karna kalau tidak di peringati cucu atau anak yang bersangkutan kadan-kadang mengalami sakit-sakitan atau mengalami gagguan.

Tetapi kalau di peringati dalam pertiga tahun yang insya Allah keluarga yang bersangkutan biasa-biasa saja.
Kepuyangan ini umum nya bukan saja ketiga keturunan yang di sebut kan yang punya pada,um nya di dusun atau desa semua nya termasuk kekeluargaan semua.

Artinya tidak ada tebang pilih,karna kekeluargaan di dusun/desa masih Koko sisetim kekeluargaan,walaupun berbeda-beda suku namun ikatan kekeluargaan masih menyatu.

Kenapa berbeda-beda suku,karna karna di dusun /desa kadang-kadang mencari pekerjaan sering di negeri orang bahkan merantau kepulau Jawa,juga bahkan sampai TKI ke luar negeri.

Nah di saat itu la maka nya warga desa talang alai maras di katakan bermacam-macam suku.

Setelah peringantan bakul-bakul yang terletak di depan satu persatu di isi dengan lempingan limau nipis yang tadi nya sudah di baca-baca Matra nya.

Sehabis itu air limau tersebut di sembur kan ke kearah tamu undangan ke atas kepala.

Sebagian di sembur sebagian limau tersebut satu persatu tamu undangan di kasih satu sampai lebih irisan limau nipis untuk di bawa pulang.

Selesai peringata Puyang,terakhir yang bersangkutan mengadakan syukuran/jamuan alakdar nya. (Ali,s)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *