ElmadaniInspirasi_Ini adalah kisah yang cukup menggugah para lelaki frustasi karena ditinggal nikah oleh wanita pujaannya, bisa dicontoh.
Di Majalengka, Jawa Barat, ada sosok tua yang kini tengah memetik hasil dari proses yang ia jalani selama puluhan tahun tinggal di hutan belantara.
Kini pria tersebut memiliki penghasilan yang cukup besar untuk rata-rata perekonomian di zaman sekarang, dan mungkin akan menjadi milyader kelak.
Diketahui jika pria tersebut bernama Asep, asli dari Bandung dan kini ia tengah menjadi petani dan menggarap tanah seluas 8 hektar miliknya.
Kisah Asep ini terendus lewat unggahan dikanal Youtube Rizquna Channel yang dimotori oleh Kang Hakim.
Diketahui dalam beberapa videonya Kang Hakim ini kerap mendatangi beberapa orang di tempat yang berbau keangkeran dan tentunya dianggap seram.
Salah satunya kisah kang Asep ini berawal dari Ia yang ingin menelusuri kisah kang Asep yang tinggal di hutan belantara yang tidak ada satupun orang tinggal selam puluhan tahun.
Pak asep ini bukan asli Majalengka, dia merupakan pria asal bandung yang karena prustasi ditinggal sama pacarnya yang menikah, Ia pun memutuskan untuk kabur dan tinggal di hutan di daerah Lemah Sugih, Majalengka pada perkiraaan tahun 1986.
Ia menganggap jika apa yang dialaminya kala itu dapat membuat dirinya seperti saat ini, dan ia syukuri betul.
Pak Asep menuturkan jika dirinya memang bukan dari nol melakukan usaha ini, berawal dari ayahnya yang seorang purnawirawan memiliki jatah dari kodam 1,5 hektar.
“Bapak saya kesini dulu beli tanah semua disini yang berdekatan dengan perbatasan ya alhamdulillah bisa dipakai oleh anak-anaknya,” katanya
Ternyata bapaknya tersebut tidak membagikan tanah tersebut seperti warisan pada keumuman “terkait warisan tidak seperti yang lainnya, blok ini buat ini, blok ini buat si ini, melainkan hak milik bersama, siapa yang mengelola siapa yang menggarap dia yang punya uang dari tanah tersebut”.
Ia mengaku jika dirinya sudah dibekali 1,5 hektar kebon kopi, namun berhubung si penggarap yang diberi amanah oleh kedua orang tuanya tidak benar atau tidak jujur, Ia yang mengambil alih kala itu.
Karena pada saat waktu yang bersamaan diriny tengah ada masalah pribadi terkait pacarnya, makanya Ia inisiatif untuk pergi ke kebun tersebut dan menggarapnya sendiri.
Selama masa menyendiri dihutan tersebut dirinya sering dikirim uang oleh sang ibu sebesar Rp30 ribu per bulannya.
“Saat itu beras 1 kg itu Rp500 sehingga uang tersebut selalu sisa setiap bulannya,” ujarnya dengan bahasa Indonesia yang lugas meski tinggal di perkenunan hutan.
Selama 15 tahun dirinya tinggal digubuk yang dibuatnya sendiri dengan luas 2 meter x 2 meter.
Keberaniannya kini yang tinggal menyendiri dan menyepi dari keramain kota, dengan bertani kopi pada mulanya.
“penghasilan dari panen kopi selama 1 tahun dulu dalam luas tanah 1,5 hektar itu mencapai 1,5 juta. dan sekarang dikontrak oleh pengepul itu 2 juta pertahun,” katanya.
Tidak hanya kopi, ia juga pernah menanam tomat, cabe terong, namun karena harga pasar yang tidak menentu dan kerap merugi, yang akhirnya tidak berfokus pada sayuran tersebut.
Kini ia tengah fokus pada sayuran Jabung (sawi pahit) dan tengah akan memperluas lahannya kembali untuk ditanami Jabung.
Ia beralasan Jabung kini memiliki harga yang begitu tetap, bahkan nilai kontrak untuk tanaman tersebut membuatnya kini untung besar.
“Harga minimal paling murah itu Rp1000, pertengahan Rp2000, dan maskimal Rp3000,” katanya.
Jabung ini menurutnya sayuran yang cepat masa panennya, cuman 35 hari, ia memiliki kontrak dengan perusahaan di Jakarta yang nantinya akan dikirim ke China.
Kini Ia tengah menggunakan sistem panen selana 15 hari, dan ia mengaku jika penghasilannya dari 20 ribu pohon yang ia tanam, bisa berpenghasilan kotor Rp40 juta jika harganya Rp2000.
Jika menghitung dengan modal yang ada, ia mengaku hanya menghabiskan kurang lebih Rp2,5 juta untuk satu kali panen, berarti ia bisa meraup Rp37,5 juta selama 15 hari tersebut.
Kini dirinya akan memperluas lahan untuk penanaman Jabung tersebut, dan alhamdulillahnya dari hasil ia menanam Jabung tersebut, kini Ia tengah membuat rumah di permukiman yang digadang-gadang cukup mewah.***
Wih hebat jarang jarang ada yang prustasi jdi kaya….
Ternyata bapaknya tersebut tidak membagikan tanah tersebut seperti warisan pada keumuman “terkait warisan tidak seperti yang lainnya, blok ini buat ini, blok ini buat si ini, melainkan hak milik bersama, siapa yang mengelola siapa yang menggarap dia yang punya uang dari tanah tersebut”. Good job