Elmadani.id | Religi_Meski dibesarkan oleh kepercayaan Hindu, putri raja Bali ini memilih untuk mualaf dan memeluk Islam. Sayangnya, kehidupannya harus berakhir di tangan ayahnya sendiri.
Sejak dahulu kala, banyak orang yang berbondong-bondong untuk memasuki Islam.
Begitu pula dengan putri raja Bali, Gusti Ayu Made Rai yang memilih mualaf mengikuti agama suaminya.
Namun, karena kesalahpahaman, wanita yang satu ini harus mati di tangan ayahnya sendiri.
Dilansir dari viva.co.id, simak kisah putri raja Bali yang mualaf di bawah ini!
Kisah Putri Raja Bali yang Mualaf
Menganut Agama Hindu Ketika Kecil
Gusti Ayu Made Rai adalah putri raja Bali yang dibesarkan dan memercayai agama Hindu.
Wanita ini memiliki paras yang cantik dan menawan, sehingga tak heran banyak orang berlomba-lomba untuk menggaet hatinya.
Meski banyak pria tampan yang ingin menikahi sang putri, hatinya tetap berlabuh ke seorang Raja Bangkalan Madura bernama Pangeran Cakraningrat IV.
Menikah dengan Raja Bangkalan Madura
Untungya, pernikahan keduanya disetujui sang raja Bali dan keduanya bisa menikah.
Pada saat itu, Pangeran Cakraningrat beragama Islam, sehingga semua acara proses pernikahannya berlangsung menggunakan syariat Islam.
Sang putri pun akhirnya memilih memeluk agama Islam demi menikah dengan pujaan hatinya.
Dirinya mengganti namanya menjadi Raden Ayu Siti Khotijah dan ikut bersama suaminya ke Bangkalan.
Dituduh Melakukan Ilmu Hitam oleh Keluarganya di Bali
Setelah mualaf, Raden Ayu ternyata sangat taat pada perintah Allah Swt. dan tak pernah lalai menunaikan ibadah salat lima waktu.
Suatu saat, Raden Ayu meminta izin kepada suaminya untuk pulang ke Bali karena rindu pada orang tuanya.
Pangeran Cakraningrat pun mengizinkan sang putri pulang sambil diberi doa dan ditemani oleh 20 pengawal serta 20 dayang.
Sesampainya di Bali, sang Putri pun masih menunaikan ibadah salat lima waktu.
Sayangnya, orang Bali pada saat itu masih belum mengetahui cara beribadah orang Islam, sehingga sang putri diduga sedang melakukan ilmu hitam.
Kabar ini pun terdengar oleh ayahnya sendiri, sehingga sang ayah memerintah bawahannya untuk membunuh Raden Ayu.
Dibunuh Menggunakan Cucuk Konde
Memiliki firasat akan dibunuh, sang putri meninggalkan pesan kepada semua orang termasuk ayahnya sendiri.
Dia menuliskan hal yang ia lakukan bukanlah ilmu hitam, tetapi cara orang Islam beribadah.
Raden Ayu pun meminta untuk dibunuh menggunakan cucuk konde miliknya.
Ia mengatakan jika mayatnya mengeluarkan bau harum, maka Patih harus membuat tempat suci sebagai makam Raden Ayu.
Benar saja, ketika meninggal sang putri mengeluarkan bau harum semerbak, sehingga sang raja menyesal dan membuatkan tempat suci untuk anaknya.
Uniknya, tak lama setelah jasadnya dimakamkan, tumbuh sebatang pohon besar di tengah makam yang hingga kini tidak bisa dicabut oleh siapa pun.