Jakarta-Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberi kebebasan untuk memilih format, pengalaman, dan materi esensial yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pelaksana tugas (Plt)Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Kapuskurjar) Zulfikri Anas mengatakan, Kurikulum Merdeka dari sisi peserta didik yakni mempunyai ruang seluas mungkin untuk mengeksplor keunikan dirinya masing-masing.
“Kurikulum adalah sebuah proses, iklim, suasana, budaya belajar yang memanusiakan manusia, kita harus lihat kurikulum dari situ,” kata Zulfikri seperti dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube Kemendikbud RI, Minggu 20 Februari 2022.
Zulfikri menjelaskan, guru ketika mendengar kata kurikulum yang terlintas adalah rumit, bertele-tele, belenggu, dan seolah-olah tidak ada alternatif, dan pada saat memberikan materi kepada anak-anak monoton tidak ada suasana belajar yang menyenangkan.
“Tugas kita adalah membantu anak menemukan ruang yang sudah disediakan dalam kehidupan. Sehingga tidak ada anak yang tidak punya tempat dalam kehidupan,” ujarnya.
Jadi, kata dia, kalau dulu orang bilang biasanya ganti menteri ganti kurikulum, tapi ini sekarang ganti anak ganti kurikulum. Jadi semua anak punya kurikulum sendiri-sendiri sebenarnya.
“Cara mengimplementasikan kurikulum merdeka yakni guru harus mengenal siswanya terlebih dahulu, kemudian guru memetakan kompetensi siswa dalam bentuk portofolio,” tuturnya.
Ia mengatakan, di tahun ajaran baru sebaiknya guru tidak langsung menyampaikam materi tapi masuk dahulu ke dunia anak untuk mengenal potensi dan pemahaman peserta didik.
“Setelah guru mempunyai gambaran atau sebaran peta awal kemampuan anak, kemudian guru menyusun standar dari masing-masing kompetensi anak serta mulai mengkreasikan proses pembelajaran,” ujarnya.
Ia mengatakan, melalui Kurikulum Merdeka, peserta didik diberi kesempatan untuk bereksplorasi secara bijak dengan berbagai alat termasuk media digital yang menunjang pembelajaran, berbagai aplikasi digital yang berkembang sesuai tren.
“Satuan pendidikan bisa dimanfatkan paltform merdek mengajar guru dan siswa bisa membuat konten pembelajaran yang menarik dan efektif,” katanya.*