90 Persen Warga Sudah Terinveksi Covid-19, Kemenkes: Vaksinasi Tetap Lanjut!

Elmadani.id | Jakarta_Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat untuk tetap mengikuti vaksinasi meski data menunjukkan tingkat antibodi alami akibat terpapar Covid-19 masyarakat Indonesia sudah mencapai 90 persen.

Nadia mengatakan, meskipun angka antibodi terhadap SARS-CoV-2 bagi responden cukup tinggi, namun bukan berarti masyarakat terbebas dari infeksi COVID-19. Antibodi yang tinggi berarti mampu mengurangi dampak gejala berat dan risiko kematian akibat terinfeksi COVID-19.

“Masyarakat harus sungguh-sungguh menyadari bahwa meskipun antibodi yang diproduksi tinggi setelah mendapatkan vaksinasi lengkap ditambah booster, kemungkinan untuk terinfeksi COVID-19 masih ada,” kata Nadia, Minggu (20/3/2022).

Hanya saja risiko bergejala berat dan kematian akibat COVID-19 berkurang. Terutama bagi golongan lanjut usia dan yang memiliki komorbid sangat perlu mendapat perlindungan dari vaksinasi lengkap dan booster.

“Kami imbau masyarakat untuk segera vaksinasi, baik vaksinasi primer maupun booster, untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus seperti yang saat ini terjadi di beberapa negara lain, seperti Jerman, Perancis, Inggris, Kanada,” jelasnya.

Dia menyebut lonjakan kasus di beberapa negara di Eropa disebabkan oleh distribusi sub-varian Omicron BA.2 yang kini menjadi varian mayoritas di beberapa negara.

“Kendati sub-varian Omicron BA.2 sudah terdeteksi di Indonesia, lonjakan kasus di Indonesia karena sub-varian Omicron tersebut masih bisa dikendalikan hingga hari ini,” jelasnya.

Sebelumnya, Pemerintah merilis hasil survei serologi Covid-19, yang menunjukan 90 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi Covid-19.

Survei serologi ini hasil kerjasama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI).

Adapun jumlah sampel yang berhasil dihimpun sebanyak 9.563 orang masyarakat perkotaan atau aglomerasi dan 11.059 orang masyarakat pedesaan atau non-aglomerasi.

Adapun survei ini merupakan potret yang dilakukan pemerintah selama periode November hingga Desember 2021.

Hasil survei didapatkan dari 514 desa dan kelurahan aglomerasi, dan 580 desa dan kelurahan non-aglomerasi.

Adapun survei ini dilakukan dengan cara penduduk diperiksa kadar antibodi SARS CoV 2 dalam darah, dengan pemeriksaan darah.

Survei ini juga dilakukan pada semua penduduk Indonesia di atas usia 1 tahun, dengan antibodi kategori pada orang belum divaksin, hanya vaksin dosis 1 dan vaksin dosis 2.

Temuan yang menarik dalam survei ini adalah orang yang sudah divaksinasi lengkap dua dosis, lalu terinfeksi Covid-29, memiliki jumlah antibodi yang lebih tinggi, yaitu mencapai 99,7 persen.(**)

Sumber: Suara.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *